Bagaimana Mengelola Emosi Anda

Afektif, dalam psikologi mengacu pada pengalaman subjektif dari emosi atau suasana hati, emosi atau bahkan suasana hati yang subjektif terhadap suatu peristiwa

Istilah ini pertama kali digunakan oleh William James, yang membedakan sisi kognitif dan afektif dari pikiran kita. Emosi dianggap sebagai respons perasaan, keadaan pikiran tanpa dasar dalam kenyataan.

Emosi kita, bila dibiarkan, dapat mengakibatkan perilaku irasional yang dapat mempengaruhi kita secara emosional dan fisik. Ini termasuk hal-hal seperti kemarahan, depresi, ketakutan, kecemasan, kegugupan, lekas marah, rasa bersalah, kecemburuan, kesedihan, stres dan banyak lagi. Kita dapat mengendalikan emosi ini tetapi masalahnya adalah bagaimana kita mengendalikan emosi kita.

Beberapa dari kita secara alami dipengaruhi oleh apa yang kita rasakan tetapi bisa sampai ke titik di mana kita tidak dapat melakukan apa pun kecuali mengekspresikan perasaan negatif kita. Orang lain dari kita mampu mengendalikan diri, tetapi emosi kita tidak selalu selaras dengan apa yang terjadi di sekitar kita. Untuk orang-orang ini, bantuan psikolog yang baik sangat penting.

Ketika kita terpengaruh oleh emosi kita, kita akan sering memiliki pikiran yang negatif, destruktif atau pesimis tentang situasi yang kita hadapi. Ini mungkin termasuk pemikiran yang mencakup pemikiran seperti: "Saya sangat tidak dicintai dan tidak dapat dicintai, apa yang dapat saya lakukan untuk membuat diri saya lebih menarik bagi pria ini." Atau pikiran seperti "Saya tidak akan pernah sukses karena saya tidak cukup percaya diri untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk berhasil dalam hidup."

Apa yang kita rasakan hanyalah salah satu aspek dari sisi emosional pikiran. Aspek lain dari sisi afektif mungkin termasuk pemikiran seperti, "Jika orang ini tidak bahagia, saya juga akan tidak bahagia," atau "Sesuatu menyakiti saya sebelumnya, jadi mengapa saya harus membiarkannya terjadi lagi." Ini adalah contoh dari sebuah keyakinan, yang merupakan keyakinan dasar pada sisi afektif.

Emosi dan pikiran bisa berbahaya karena bisa mengarah pada perilaku yang tidak menguntungkan kita. Misalnya, jika seseorang memiliki sikap negatif terhadap seseorang, maka orang itu mungkin menjadi pahit dan memusuhi orang itu dan akan melakukan segala daya untuk menyabot orang yang, menurut pendapat mereka, bertanggung jawab atas negativitas mereka.

Ada bantuan yang akan membantu kita belajar mengelola emosi dan pikiran kita agar tidak merugikan kita dalam kehidupan kita dan kehidupan orang lain. Psikolog adalah ahli di bidang ini dan dilatih untuk membantu orang mengatasi emosi dan pikiran mereka agar tidak mengarah pada tindakan atau reaksi negatif.

 

Satu kesalahan umum yang dilakukan banyak dari kita adalah tidak melepaskan pikiran dan emosi negatif, tetapi sebaliknya sangat mudah untuk membiarkan diri Anda merasakan perasaan ini secara negatif. Ada banyak cara yang bisa Anda pelajari untuk mengelola emosi agar tidak memengaruhi Anda secara negatif. Belajar mengidentifikasi berbagai perasaan dan pikiran yang mungkin Anda miliki dapat membantu Anda mengendalikan emosi dan belajar untuk merasa nyaman dengan diri sendiri dan situasi Anda alih-alih membuat diri Anda merasa buruk karenanya.

Kita dapat belajar bagaimana membantu diri kita sendiri keluar dari emosi negatif dengan belajar mengatakan kepada diri kita sendiri, "Tidak apa-apa," dan "Saya mengerti" ketika kita merasa tidak enak. Mengatakan afirmasi ini kepada diri kita sendiri membantu kita untuk menyadari bahwa ada bantuan yang tersedia bagi kita dan ada harapan bagi kita untuk bergerak maju dan melewati situasi ini.

Cara lain untuk belajar mengelola sisi afektif kita adalah mulai berpikir secara positif dan tidak berkutat pada perasaan dan pikiran negatif. Berpikir dengan cara yang positif memungkinkan kita untuk melihat sisi positif dari situasi. Ini memungkinkan kita untuk melihat sesuatu dari perspektif yang lebih bahagia dan membantu kita menghindari memikirkan pikiran negatif.

Self talk adalah alat lain yang dapat membantu kita mengelola emosi dan pikiran kita agar tidak mengarah pada tindakan negatif. Ini juga mengajarkan kita bagaimana menghadapi emosi-emosi yang sulit dan bagaimana menghadapinya secara efektif dan bagaimana menjaga diri kita agar tidak merasa marah atau tertekan karenanya.